page view stat

Penerimaan dari Minyak Habis Untuk Subsidi


.

JAKARTA, KOMPAS.com - Penerimaan negara dari minyak nasional selama ini habis untuk subsidi harga bahan bakar minyak. Padahal penerimaan migas itu seharusnya dapat digunakan untuk membangun infrastruktur dan mengentaskan kemiskinan.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo, memaparkan hal itu, dalam keterangan tertulis, Minggu (8/4/2012), di Jakarta.

Asumsinya, produksi minyak 930.000 barrel per hari dan harga minyak 105 dollar AS per barrel dengan kurs Rp 9.000 per dollar. Hal ini berarti pendapatan pemerintah mencapai Rp 205 triliun.

Sementara subsidi BBM dengan asumsi harga BBM naik Rp 1.500 per liter untuk harga minyak dan 105 dollar AS per barrel adalah Rp 137 triliun. Kalau hatga BBM tidak naik, maka subsidinya Rp 178 triliun.

"Dengan subsidi listrik Rp 60 triliun akibat naiknya harga BBM, maka seluruh pendapatan pemerintah dari minyak hampir habis, hanya sisa Rp 8 triliun, untuk subsidi harga BBM apabila harga BBM dinaikkan Rp 1.500 per liter. Tetapi jika harga minyak dinaikkan, maka akan kurang Rp 33 triliun," ujarnya.

Asumsi harga minyak 90 dollar AS (APBN 2012) butuh subsidi Rp 123 trilyun. "Artinya kenaikan harga minyak 15 dollar AS per barrel mengakibatkan kenaikan subsidi Rp 55 trilyun atau setiap kenaikan harga minyak 1 dollar AS per barrel mengakibatkan defisit Rp 3,67 trilyun.

" Bayangkan kalau harga minyak naik 25 dollar AS per barrel atau lebih," kata dia. Untuk itu pengurangan subsidi BBM perlu dilakukan agar penerimaan migas bisa dimanfaatkan secara optimal untuk pembangunan.

Your Reply